

KONFLIK REMPANG




Latar Belakang
Kerusuhan Rempang meledak pada tanggal 7 September 2023. Inti permasalahan konflik Rempang disebabkan oleh:
1. Kepastian Hukum. Tidak adanya pengakuan -hak atas tanah masyarakat yang telah mendiami wilayah tersebut secara turun-menurun dari generasi ke generasi dari pemerintah
2. Miskomunikasi. Kurangnya komunikasi antara Pemerintah kota Batam, Badan Pengelola (BP) Batam sebagai otoritas pengelola investasi di Batam dengan masyarakat setempat
3. Periode Politik. Isu muncul di tengah memanasnya suhu politik dimana para politikus pusat dan daerah sibuk berbenah ujntuk mengambil posisi strategis bersiap-siap mengikuti periode pemilihan presiden, legislatif dan kepala daerah di tahun 2024,
4. Pengabaian. Selama ini terkesan Pemkot Batam serta BP Batam, dimana kedua badan pemerintahan daerah tersebut mengganggap remeh keberadaan masyarakat tradisional yang telah menempati Rempang dan Galang dari generasi ke generasi beberapa ratus sebelumnya.
Aturan pemerintah yang menempatkan seluruh kepemilikan tanah di Barelang (Batam, Rempang, Galang) berada di bawah pengelolaan BP Batam merupakan bom waktu yang suatu saat dapat meledak.
Keputusan Presiden (Kepres No. 41 1973) merupakan aturan bermasalah warisan dari rezim Orde Baru dibawah kepimpinan mantan presiden Soeharta yang memiliki reputasi yang tidak bagus dalam menghormati hak-hak asasi manusia. Pihak Pemkot Batam dan BP Batam, yang kedua-duannya dikepalai oleh wakil pemerintah yang sama, terkesan kurang sensitif dan tidak awas sehingga tidak mengantisipasi akan adanya bom waktu isu kepemilikan tanah yang telah lama meresahkan warga tradisional yang bisa tiba-tiba meledak mencuat ke permukaan. Ditambah pula memasuki musim pemilihan presiden, legislatif dan eksekutif, para politisi daerah sibuk mengambil posisi strategis untuk mengamankan dan/atau mengambil alih kursi legislati dan eksekutif. Faktor-faktor tersebut merupakan kombinasi eksplosif yang membuat masalah pertanahan di pulau Rempang menjadi sengkarut seperti sekarang yang menurut pendapat Batin Kepri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa diredakan dan diatasi. Seluruh perasaan sakit hati akibat merasa diremehkan, diabaikan dan terpinggirkan muncul keluar dari kotak Pandora. Sentimen ini akan terus dimanfaatkan dan dimainkan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab yang kapan-kapan saja dapat mengeksploitasi isu ini demi keuntungan mereka.








































Batin Kepri telah mencium bakal adanya potensi gerakan anarkis akibat isu Rempang jauh sebelum kerusuhan terjadi. Batin Kepri telah mengendus adanya gerakan-gerakan dari kelompok-kelompok tertentu yang berusaha untuk mendalangi kerusuhan demi keuntungan pribadi maupun kelompok. Batin Kepri melaporkan potensi konflik Rempang kepada Kemenko Polhukam di kantor Jakarta dan atas restu kementerian tersebut mulai bergerak untuk mencegah terjadinya konflik.
Tetapi pihak-pihak yang bermain didalam isu merupakan kelompok-kelompok yang kuat secara politik dan finansial, Batin Kepri gagal mencegah kerusuhan terjadi. Akan tetapi, Batin kepri tetap bergerak di tengah-tengah masyarakat untuk mencegah membaranya kembali isu ini, dan memberikan penjelasan kepada masyarakat untuk tidak gampang tersulut emosi oleh hasutan-hasutan yang tidak berdasar dan jangan mudah diperalat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.










OBJECTIVES
Tujuan keberadaan Batin Kepri di Rempang adalah sebagai berikut:
1. Memberikan Informasi impartial, jelas yang tidak bias, kepada masyarakat.
2. Membantu masyarakat dan pemerintah serta pihak pelaku usaha dalam menyelesaikan masalah di lapangan
3. Menghentikan, atau sekurangnya, mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan tidak baik yaqng berupaya mengambil keuntungan dari timbulnya konlik ini.
4. Membantu memberikan rasa aman di tengah masyarakat yang terimbas konflik dan pendampingan pendaftaran ke kantor pemerintah setempat
5. Membantu merumuskan solusi terbaik demi kebaikan bersama
Kehadiran Batin Kepri ditengah-tengah masyarakat yang tengah dilanda kebingungan dirasakan cukup membantu memberikan ketenangan dan kejelasan akan nasib mereka. Masyarakat Rempang akhirnya mengenal Batin Kepri, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal Kepri, yang peduli akan nasib mereka dan nasib segenap masyarakat pesisir dan juga tempatan diseluruh wilayah provinsi ini.
Perkumpulan Batin Kepri berdiskusi dengan masyarakat dan anggota dari Ormas dan LSM lainnya membahas masalah relokasi warga ke tempat baru yang telah disediakan dan berbagi tugas
Perkumpulan Batin Kepri membantu dan mendampingi masyarakat berlokasi ke tempat baru yang telah disediakan




PEMBERDAYAAN & PELESTARIAN
Mendorong pemberdayaan dan pertumbuhan masyarakat melalui inisiatif ekonomi akar rumput, pelestarian alam dan perlindungan lingkungan, serta pelestarian warisan budaya yang merupakan satu kesatuan dalam membentuk karakter individu sebagai penopang jati diri bangsa
PEMBERDAYAAN
WARISAN BUDAYA
afzaldy@batinkepri.com
+62 -82383365000
© 2025. All rights reserved.
KONSERVASI